Majalah Fortune kembali merilis daftar 500 perusahaan terbesar dunia alias Fortune Global 500. Pemeringkatan daftar ini didasarkan pada total pendapatan pada tahun fiskal yang berakhir sebelum 31 Maret 2013. Royal Dutch Shell berhasil mempertahankan posisi pertamanya untuk dua tahun berturut-turut, menyisihkan perusahaan ternama lainnya.
Perusahaan asal Belanda ini mendulang pendapatan lebih dari 484 miliar dollar AS dan laba 30,9 miliar dollar AS. Meskipun mengalami beberapa masalah dalam proyek pengeboran, Shell terus memperoleh keuntungan dari berbagai asetnya, salah satunya adalah ladang Pearl di Qatar. Pendapatan Shell pada kuartal pertama tahun 2013 pun melampaui ekspektasi para analis.
Sementara itu, perusahaan-perusahaan China mendominasi 10 besar perusahaan 500 Global Fortune. China menempatkan tiga perusahaannya di 10 peringkat teratas.
Adapun Pertamina menjadi satu-satunya dan perusahaan Indonesia pertama yang masuk dalam Fortune Global 500 pada urutan ke-122.
Berikut 10 Teratas Perusahaan Terbesar Dunia 2013
1. Royal Dutch Shell
2. Wal-Mart StoresPerusahaan ritel Amerika Serikat ini berhasil naik satu peringkat dari tahun lalu, menggeser Exxon Mobil. Pada tahun pembukuan 2012, Wal-Mart berhasil memperoleh pendapatan sebesar 469,162 miliar dollar AS dan laba mencapai 16,999 miliar dollar AS.
3. Exxon MobilPerusahaan minyak ini harus turun peringkat digeser Wal-Mart. Exxon Mobil meraup pendapatan 449,886 miliar dollar AS dengan laba 44,880 miliar dollar AS. Tahun 2012 Exxon Mobil berhasil memperoleh laba tahunan tertinggi ke-2 dalam sejarah AS. Di tahun mendatang, perusahaan ini berencana menurunkan produksi minyak dan gas alam sebanyak 1 persen dan fokus pada investasi terhadap ladang yang sulit dicapai.
4. Sinopec Group
Perusahaan migas terbesar di China ini berhasil naik satu peringkat ke urutan ke-4 dari tahun lalu. Sinopec Group mencatat pendapatan sebesar 428,167 miliar dollar AS dan laba mencapai 8,221 miliar dollar AS. Sinopec yang juga dikenal sebagai China Petroleum & Chemical Corp memperoleh peningkatan laba bersih sebesar 25 persen pada kuartal pertama di bulan April, mengalahkan kompetitornya, PetroChina.
5. China National Petroleum
Sama seperti Sinopec, perusahaan migas China ini juga berhasil naik satu peringkat ke urutan ke-5, dengan pendapatan mencapai 408,630 miliar dollar AS dan laba 18,196 dollar AS. Di tahun 2012, produksi minyak dan gas alamnya meningkat 2,8 persen menjadi 278 juta ton metrik, walaupun produksi luar negeri tidak memenuhi target perusahaan.
6. BP
Perusahaan minyak asal Inggris melorot dua peringkat dikalahkan oleh dua perusahaan minyak dari China. BP mencatat pendapatan 388,285 miliar dollar AS dan laba 11,582 miliar dollar AS. BP perlu meningkatkan 30 miliar dollar AS untuk membayar kerusakan akibat ledakan rig Deepwater Horizon tiga tahun lalu.
7. State Grid
Perusahaan milik Pemerintah China ini berada di urutan ke-7 dengan pendapatan sebesar 298,449 miliar dollar AS dan laba mencapai 12,318 miliar dollar AS. State Grid tetap menjadi distributor listrik terbesar di China, dengan distribusi mencapai 80 persen luas negara. Pada Mei tahun ini, State Grid mengumumkan kesepakatan double-barrel dengan Singapore Power yang akan membuatnya sebagai salah satu distributor listrik terbesar di Australia.
8. Toyota Motor
Perusahaan otomotif asal Jepang ini berhasil naik dua peringkat ke urutan ke-8 dengan pendapatan mencapai 265,702 miliar dollar AS dan laba 11,587 miliar dollar AS. Tahun 2013, Toyota berhasil merebut kembali titel produsen otomotif terbesar tahun 2012 setelah tahun sebelumnya direbut General Motors.
9. Volkswagen
Volkswagen naik tiga peringkat dibanding tahun lalu. Pendapatan Volkswagen tercatat mencapai 247,613 miliar dollar AS dan laba mencapai 27,909 miliar dollar AS. VW tetap fokus pada targetnya sebagai produsen otomotif terkemuka dunia pada tahun 2018.
10. Total
Perusahaan minyak Perancis ini berhasil naik satu peringkat dibandingkan tahun lalu. Total mencatat pendapatan sebesar 234,278 miliar dollar AS dan laba 13,743 miliar dollar AS. Total memperoleh peningkatan laba pada bulan-bulan akhir 2012, berkat tingginya harga minyak dan margin penyulingan yang lebih baik.
Komentar Anda